Tuesday, June 17, 2025

Semarak Takbir Keliling dan Oncoran Bersama TPQ, RA, dan Madin Baitul Ghufron

Malam takbiran menjelang Hari Raya Idul Fitri adalah momen istimewa yang penuh semangat, haru, dan sukacita umat Islam. Di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, tradisi ini bukan hanya menjadi ajang syiar Islam, tetapi juga sarana mempererat ukhuwah antarwarga. Tahun ini, TPQ, RA, dan Madin Baitul Ghufron bersatu menggelar Kegiatan Takbir Keliling dan Oncoran yang berlangsung meriah dan khidmat.

Dengan tema “Menyalakan Cahaya Iman dan Kebersamaan di Malam Kemenangan”, kegiatan ini menjadi salah satu agenda tahunan yang dinanti oleh santri, wali murid, guru, dan masyarakat sekitar.






Persiapan yang Antusias dan Kolaboratif

Sejak sore hari, halaman RA Baitul Ghufron sudah dipenuhi oleh anak-anak yang mengenakan pakaian muslim rapi, lengkap dengan ikat kepala, sorban kecil, dan atribut unik lainnya. Guru-guru dari RA, TPQ, dan Madrasah Diniyah (Madin) bahu-membahu menyiapkan segala keperluan kegiatan, termasuk pembagian oncor (obor), alat pengeras suara, dan pengaturan rute keliling.

Para wali murid dan warga pun turut berpartisipasi, membantu menyediakan makanan ringan, air minum, serta mengawasi anak-anak agar tetap aman dan tertib selama kegiatan berlangsung.

Kebersamaan yang terbangun bukan hanya antara guru dan murid, tetapi juga antar lembaga pendidikan Islam di bawah naungan Baitul Ghufron. Kolaborasi antara TPQ, RA, dan Madin ini menjadi contoh harmonisnya hubungan antarunit pendidikan yang saling menguatkan dalam menanamkan nilai-nilai keislaman sejak dini.

Suasana Malam Penuh Cahaya dan Takbir

Saat langit mulai gelap dan adzan maghrib berkumandang, kegiatan dimulai dengan shalat berjamaah dan doa bersama. Setelah itu, anak-anak mulai berbaris rapi membawa obor atau “oncor” yang telah disiapkan sebelumnya. Obor-oncor ini terbuat dari bambu dengan kain yang dibasahi minyak tanah—tradisi sederhana namun bermakna dalam menyimbolkan cahaya Islam yang menerangi malam.

Diiringi gema takbir, tahmid, dan tahlil yang dikumandangkan melalui speaker, rombongan anak-anak bersama guru dan pendamping memulai rute takbir keliling mengelilingi desa. Sorot obor dan lampu hias yang dibawa para santri menciptakan cahaya berkilauan di sepanjang jalan. Beberapa anak bahkan membawa miniatur masjid dari kardus dan bambu, hasil kreativitas mereka yang dipersiapkan seminggu sebelumnya.

Tak hanya syiar, kegiatan ini sekaligus menjadi ajang menampilkan karya seni dan kreativitas anak. Warna-warni lampu dan bentuk-bentuk replika islami menjadi daya tarik tersendiri yang membuat warga desa berbondong-bondong menyaksikan.

Makna Edukatif di Balik Takbir dan Oncoran

Kegiatan takbir keliling dan oncoran bukan sekadar rutinitas menjelang Idul Fitri. Di RA Baitul Ghufron, setiap kegiatan memiliki nilai pendidikan yang ingin ditanamkan kepada anak-anak, di antaranya:

  • Mengenalkan Tradisi Islam: Anak-anak belajar bahwa malam takbiran adalah waktu untuk mengagungkan nama Allah atas kemenangan menahan hawa nafsu selama bulan Ramadhan.
  • Menumbuhkan Rasa Syukur dan Gembira: Idul Fitri bukan hanya tentang pakaian baru, tetapi juga rasa syukur atas nikmat iman dan ibadah.
  • Melatih Kebersamaan dan Disiplin: Anak-anak belajar tertib berbaris, menjaga kekompakan, dan menghormati orang lain selama pawai berlangsung.
  • Mengenal Simbol Cahaya dalam Islam: Obor atau oncor menjadi simbol cahaya Islam, dan anak-anak diajak memahami makna spiritual di balik tradisi ini.

Kegiatan ini juga melatih keberanian anak untuk tampil di depan umum dan menciptakan pengalaman sosial yang positif, menyenangkan, dan mendidik.

Kebersamaan Antar Lembaga: TPQ, RA, dan Madin

Salah satu kekuatan dari kegiatan ini adalah sinergi yang dibangun antara tiga lembaga pendidikan Baitul Ghufron. Masing-masing lembaga berkontribusi dalam menyusun rute, mempersiapkan materi takbir, hingga membimbing kelompok anak sesuai jenjang usia mereka. Anak-anak RA yang masih usia dini ditempatkan di barisan tengah agar lebih terpantau, sementara santri Madin memimpin lantunan takbir bersama guru mereka.

Keterlibatan lintas usia ini memberi dampak besar dalam membangun karakter sosial anak. Mereka belajar menghargai teman yang lebih kecil, mendengarkan arahan guru, serta menjaga kekompakan dalam kelompok. Rasa persatuan yang tumbuh sejak dini akan menjadi bekal penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Akhir Kegiatan yang Penuh Keakraban

Setelah rute selesai dilalui, rombongan kembali ke halaman RA Baitul Ghufron. Anak-anak duduk melingkar sambil menikmati makanan ringan dan minuman hangat yang telah disiapkan. Guru memberikan pesan penutup tentang pentingnya terus menjaga semangat ibadah dan adab Islami meskipun Ramadhan telah usai.

Beberapa anak diberi kesempatan tampil menyampaikan kesan dan pengalaman mereka selama takbir keliling. Ada yang bercerita tentang rasa senangnya membawa obor, ada yang bercerita tentang bertemu teman baru dari TPQ atau Madin, dan ada juga yang semangat karena bisa bersuara keras saat takbir.

Kegiatan ditutup dengan doa bersama, shalawat, dan pembagian hadiah kecil untuk anak-anak yang paling aktif dan kreatif. Kebahagiaan terpancar jelas di wajah mereka, dan guru pun merasa bangga melihat semangat anak-anak dalam mengikuti kegiatan dengan tertib dan penuh antusias.

Mendukung Visi Pendidikan Baitul Ghufron

Kegiatan ini merupakan cerminan langsung dari visi Baitul Ghufron untuk membentuk generasi yang Qur’ani, mandiri, dan kreatif. Takbir keliling dan oncoran bukan hanya kegiatan musiman, tetapi juga momen pembelajaran tentang nilai-nilai:

  • Keimanan (IMTAQ): Dengan membesarkan nama Allah melalui takbir.
  • Kedisiplinan: Dengan menjaga barisan dan waktu.
  • Kreativitas: Melalui karya miniatur dan atribut takbir.
  • Kemandirian: Dengan mempersiapkan sendiri oncor dan atribut.

Semua nilai ini terintegrasi dalam pengalaman nyata yang akan terus dikenang oleh anak-anak sebagai bagian dari proses tumbuh kembang mereka dalam lingkungan pendidikan Islam yang ramah dan menyenangkan.


Penutup

Kegiatan Takbir Keliling dan Oncoran Bersama TPQ, RA, dan Madin Baitul Ghufron bukan hanya merayakan Idul Fitri, tetapi juga merayakan semangat kebersamaan, kreativitas, dan syiar Islam dalam suasana penuh kasih sayang.

Dengan sinergi yang kuat antara lembaga, guru, orang tua, dan masyarakat, RA Baitul Ghufron terus menunjukkan bahwa pendidikan yang menyenangkan dan bermakna bisa dimulai dari kegiatan yang sederhana, namun kaya akan nilai-nilai kehidupan dan spiritualitas.

 


Postingan Terkait

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Seedbacklink