Semarak Takbir Keliling dan Oncoran Bersama TPQ, RA, dan Madin Baitul Ghufron
Malam takbiran menjelang Hari Raya Idul Fitri adalah momen istimewa yang penuh semangat, haru, dan sukacita umat Islam. Di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, tradisi ini bukan hanya menjadi ajang syiar Islam, tetapi juga sarana mempererat ukhuwah antarwarga. Tahun ini, TPQ, RA, dan Madin Baitul Ghufron bersatu menggelar Kegiatan Takbir Keliling dan Oncoran yang berlangsung meriah dan khidmat.
Dengan tema “Menyalakan Cahaya Iman dan Kebersamaan di
Malam Kemenangan”, kegiatan ini menjadi salah satu agenda tahunan yang
dinanti oleh santri, wali murid, guru, dan masyarakat sekitar.
Persiapan yang Antusias dan Kolaboratif
Sejak sore hari, halaman RA Baitul Ghufron sudah dipenuhi
oleh anak-anak yang mengenakan pakaian muslim rapi, lengkap dengan ikat kepala,
sorban kecil, dan atribut unik lainnya. Guru-guru dari RA, TPQ, dan Madrasah
Diniyah (Madin) bahu-membahu menyiapkan segala keperluan kegiatan, termasuk
pembagian oncor (obor), alat pengeras suara, dan pengaturan rute keliling.
Para wali murid dan warga pun turut berpartisipasi, membantu
menyediakan makanan ringan, air minum, serta mengawasi anak-anak agar tetap
aman dan tertib selama kegiatan berlangsung.
Kebersamaan yang terbangun bukan hanya antara guru dan
murid, tetapi juga antar lembaga pendidikan Islam di bawah naungan Baitul
Ghufron. Kolaborasi antara TPQ, RA, dan Madin ini menjadi contoh harmonisnya
hubungan antarunit pendidikan yang saling menguatkan dalam menanamkan
nilai-nilai keislaman sejak dini.
Suasana Malam Penuh Cahaya dan Takbir
Saat langit mulai gelap dan adzan maghrib berkumandang,
kegiatan dimulai dengan shalat berjamaah dan doa bersama. Setelah itu,
anak-anak mulai berbaris rapi membawa obor atau “oncor” yang telah disiapkan
sebelumnya. Obor-oncor ini terbuat dari bambu dengan kain yang dibasahi minyak
tanah—tradisi sederhana namun bermakna dalam menyimbolkan cahaya Islam yang
menerangi malam.
Diiringi gema takbir, tahmid, dan tahlil yang dikumandangkan
melalui speaker, rombongan anak-anak bersama guru dan pendamping memulai rute
takbir keliling mengelilingi desa. Sorot obor dan lampu hias yang dibawa para
santri menciptakan cahaya berkilauan di sepanjang jalan. Beberapa anak bahkan
membawa miniatur masjid dari kardus dan bambu, hasil kreativitas mereka yang
dipersiapkan seminggu sebelumnya.
Tak hanya syiar, kegiatan ini sekaligus menjadi ajang
menampilkan karya seni dan kreativitas anak. Warna-warni lampu dan
bentuk-bentuk replika islami menjadi daya tarik tersendiri yang membuat warga
desa berbondong-bondong menyaksikan.
Makna Edukatif di Balik Takbir dan Oncoran
Kegiatan takbir keliling dan oncoran bukan sekadar rutinitas
menjelang Idul Fitri. Di RA Baitul Ghufron, setiap kegiatan memiliki nilai
pendidikan yang ingin ditanamkan kepada anak-anak, di antaranya:
- Mengenalkan
Tradisi Islam: Anak-anak belajar bahwa malam takbiran adalah waktu
untuk mengagungkan nama Allah atas kemenangan menahan hawa nafsu selama
bulan Ramadhan.
- Menumbuhkan
Rasa Syukur dan Gembira: Idul Fitri bukan hanya tentang pakaian baru,
tetapi juga rasa syukur atas nikmat iman dan ibadah.
- Melatih
Kebersamaan dan Disiplin: Anak-anak belajar tertib berbaris, menjaga
kekompakan, dan menghormati orang lain selama pawai berlangsung.
- Mengenal
Simbol Cahaya dalam Islam: Obor atau oncor menjadi simbol cahaya
Islam, dan anak-anak diajak memahami makna spiritual di balik tradisi ini.
Kegiatan ini juga melatih keberanian anak untuk tampil di depan umum dan menciptakan pengalaman sosial yang positif, menyenangkan, dan mendidik.
Kebersamaan Antar Lembaga: TPQ, RA, dan Madin
Salah satu kekuatan dari kegiatan ini adalah sinergi yang
dibangun antara tiga lembaga pendidikan Baitul Ghufron. Masing-masing lembaga
berkontribusi dalam menyusun rute, mempersiapkan materi takbir, hingga
membimbing kelompok anak sesuai jenjang usia mereka. Anak-anak RA yang masih
usia dini ditempatkan di barisan tengah agar lebih terpantau, sementara santri
Madin memimpin lantunan takbir bersama guru mereka.
Keterlibatan lintas usia ini memberi dampak besar dalam
membangun karakter sosial anak. Mereka belajar menghargai teman yang lebih
kecil, mendengarkan arahan guru, serta menjaga kekompakan dalam kelompok. Rasa
persatuan yang tumbuh sejak dini akan menjadi bekal penting dalam kehidupan
bermasyarakat.
Akhir Kegiatan yang Penuh Keakraban
Setelah rute selesai dilalui, rombongan kembali ke halaman
RA Baitul Ghufron. Anak-anak duduk melingkar sambil menikmati makanan ringan
dan minuman hangat yang telah disiapkan. Guru memberikan pesan penutup tentang
pentingnya terus menjaga semangat ibadah dan adab Islami meskipun Ramadhan
telah usai.
Beberapa anak diberi kesempatan tampil menyampaikan kesan
dan pengalaman mereka selama takbir keliling. Ada yang bercerita tentang rasa
senangnya membawa obor, ada yang bercerita tentang bertemu teman baru dari TPQ
atau Madin, dan ada juga yang semangat karena bisa bersuara keras saat takbir.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama, shalawat, dan pembagian
hadiah kecil untuk anak-anak yang paling aktif dan kreatif. Kebahagiaan
terpancar jelas di wajah mereka, dan guru pun merasa bangga melihat semangat
anak-anak dalam mengikuti kegiatan dengan tertib dan penuh antusias.
Mendukung Visi Pendidikan Baitul Ghufron
Kegiatan ini merupakan cerminan langsung dari visi Baitul
Ghufron untuk membentuk generasi yang Qur’ani, mandiri, dan kreatif. Takbir
keliling dan oncoran bukan hanya kegiatan musiman, tetapi juga momen
pembelajaran tentang nilai-nilai:
- Keimanan
(IMTAQ): Dengan membesarkan nama Allah melalui takbir.
- Kedisiplinan:
Dengan menjaga barisan dan waktu.
- Kreativitas:
Melalui karya miniatur dan atribut takbir.
- Kemandirian:
Dengan mempersiapkan sendiri oncor dan atribut.
Semua nilai ini terintegrasi dalam pengalaman nyata yang
akan terus dikenang oleh anak-anak sebagai bagian dari proses tumbuh kembang
mereka dalam lingkungan pendidikan Islam yang ramah dan menyenangkan.
Penutup
Kegiatan Takbir Keliling dan Oncoran Bersama TPQ, RA, dan
Madin Baitul Ghufron bukan hanya merayakan Idul Fitri, tetapi juga merayakan semangat
kebersamaan, kreativitas, dan syiar Islam dalam suasana penuh kasih sayang.
Dengan sinergi yang kuat antara lembaga, guru, orang tua,
dan masyarakat, RA Baitul Ghufron terus menunjukkan bahwa pendidikan yang
menyenangkan dan bermakna bisa dimulai dari kegiatan yang sederhana, namun kaya
akan nilai-nilai kehidupan dan spiritualitas.